Prioritaskan Bantuan pada Ponpes Terdampak Gempa Cianjur

07-12-2022 /
Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Abdul Muhaimin Iskandar saat menyambangi Ponpes Gasol Pusaka dan Ponpes Riyadlul Alfiyyah di Cianjur, Jawa Barat. Foto: Ist/Man

 

Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Abdul Muhaimin Iskandar meminta pemerintah untuk memberi perhatian lebih terhadap sejumlah pondok pesantren di Cianjur, Jawa Barat yang terdampak gempa pada 21 November 2022 lalu. Berdasarkan laporan sementara Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) sebanyak 31 bangunan pondok pesantren di Cianjur mengalami rusak berat.

 

"Sekarang kondisinya masih terus perlu perhatian, di mana pesantren-pesantren di Cianjur yang menjadi korban gempa ini benar-benar kehilangan sarana untuk belajar, sarana untuk tinggal," kata Gus Muhaimin, sapaannya saat menyambangi Ponpes Gasol Pusaka dan Ponpes Riyadlul Alfiyyah di Cianjur, Jawa Barat, dalam keterangan yang diterima Parlementaria, Rabu (7/12/2022).

 

Politisi PKB ini juga meminta kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar segera menurunkan bantuan bagi fasilitas belajar dan mengajar terutama pesantren yang terdampak langsung, di samping bantuan kepada rumah warga. Ia menambahkan, perlunya perhatian pemerintah terhadap kondisi pondok pesantren terdampak gempa, sebab ada banyak santri yang terhenti proses belajarnya di lembaga pendidikan keagamaan itu.

 

"Untuk itu selain bantuan kepada rumah, saya minta kepada Menteri PUPR dan pemerintah pada umumnya, untuk segera menurunkan bantuan secepatnya bagi fasilitas belajar dan mengajar terutama pesantren yang terdampak langsung sehingga terhenti semua aktivitas pendidikan dan pengajaran,” sambungnya. 

 

Dalam kunjungannya, Legislator Dapil Jawa Timur VIII ini menemukan sejumlah fakta bahwa seluruh pondok pesantren terdampak gempa saat ini diliburkan. Karena itu ia berharap perhatian pemerintah perlu diprioritaskan agar proses belajar para santri kembali normal.

 

“Ini hendaknya jadi prioritas. Karena menyangkut nasib masa depan generasi muda kita. Angkatan muda yang begitu besar jumlahnya yang membutuhkan perhatian. Karena itu mendesak untuk ditangani rehabilitasi dan renovasi bangunan baru bagi sarana pendidikan kita. Ya sementara (kondisi santri) sangat terlantar, sebagian dipulangkan (libur) untuk itu agar semua ditangani dan perlu dipercepat," tukas Gus Muhaimin.

 

Sementara itu, pengasuh ponpes Salafiyah Riyadlul Alfiyyah Ajengan Fesi Syachrosi Al Kausar menyambut baik kehadiran Gus Muhaimin beserta rombongan. Ia mengatakan bahwa saat ini asrama santri dipakai untuk pengungsian masyarakat sekitar pesantren. Dijelaskan pula untuk bangunan pesantren terlihat masih utuh namun banyak mengalami keretakan dan banyak juga bagian yang roboh. Untuk keamanan diperkirakan bangunan-bangunan tersebut akan dibangun kembali dari awal.

 

Pada kesempatan yang sama, Gus Muhaimin yang hadir didampingi sang istri Rustini Murtadho juga menyempatkan diri memberikan trauma healing kepada anak-anak korban gempa Cianjur dan mendirikan sejumlah dapur umum. (uc/rdn)

BERITA TERKAIT
Waka DPR: Penurunan Biaya Haji Bantu Masyarakat Di Tengah Perekonomian Lesu
07-01-2025 /
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal mengapresiasi keputusan penurunan biaya haji tahun 1146 H/2025 M. Menurutnya...
Sambut 2025, Pimpinan DPR: Pembangunan Kesejahteraan Kunci Kemajuan Bangsa
31-12-2024 /
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal merefleksikan berbagai agenda nasional yang terjadi di Indonesia selama tahun...
Pimpinan DPR Nilai Kebijakan PPN 12 Persen untuk Kluster Barang Mewah Penuhi Rasa Keadilan
31-12-2024 /
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Cucun Ahmad Syamsurijal menilai keputusan yang diambil oleh...
Soroti Isu Kekerasan Seksual Anak, Cucun Nilai Masalah Lingkungan Sosial Harus Diperhatikan
26-12-2024 /
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal mengecam keras tindakan kekerasan seksual pada anak dan balita yang...